![]() |
Ilustrasi Teknologi (Pexel) |
SDN Margaluyu - Tahun 2025 adalah tahun penuh tantangan. Teknologi semakin berkembang. Banyak pekerjaan manusia yang akan digantikan robot seperti AI (Artificial Intelegence) kecerdasan buatan.
Di Cina mobil telah banyak digunakan Drive Autopilot (tanpa supir). Bahkan menjadi peramu saji atau pelayan restoran telah digantikan oleh robot.
di Indonesia pekerjaan seperti Customer service (CS) di Bank Digital dan marketplace seperti shopee dan Tokopedia telah menggunakan AI. Bahkan aplikasi Wa yang kita gunakan sudah menggunakan AI, yaitu Meta Ai.
Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan seperti kebijakan politik, kualitas SDM Pendidik, fasilitas seperti sarana dan prasarana. Kita mulai analisis satu persatu.
1. Kebijakan Politik.
Kebijakan politik mempengaruhi kualitas pendidikan. Bergantinya pejabat pemerintah berganti pula haluan. Contohnya adalah kurikulum.
Kurikulum dalam bahasa Yunani berarti jalur untuk berlari. Jika diibaratkan jalur berlari, bergantinya kurikulum berganti pula jalurnya.
Seorang pelari tentu kebingungan manakala jalur terus berubah. Perlunya kestabilan kebijakan yang walaupun berganti pejabat pemerintah, namun jalur tetap sama.
Ketika zaman era Orde Baru Presiden Soeharto memiliki GBHN (Garis Besar Haluan Negara) yang menjadi tujuan besar pembangunan bangsa Indonesia.
Menurut berbagai analisis sejarah semakin informasi cepat sampai, maka peradaban akan semakin cepat pula berubah.
Semoga kedepannya Indonesia bisa memiliki peta pembangunan yang paten, yaitu walaupun berganti generasi kita tetap melanjutkan cita-cita menjadi negara yang makmur diridhai oleh Allah SWT. negara yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Kualitas SDM Pendidik
Pendidik atau guru dituntut memiliki kompetensi seperti kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan spiritual. Tak hanya memiliki keluasan ilmu, tetapi ia juga harus menjadi tauladan atau contoh bagi siswa-siswinya.
Ada pepatah yang mengatakan, "Guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari." Bisa kita artikan, "Jika seorang guru memberikan contoh yang burik, maka murid akan melakukan hal yang lebih buruk.
Era Nadim Makariem guru dituntut berkualitas diberikan tuntutan untuk belajar melalui aplikasi PMM. Pelatihan mandiri, dan berbagai kegiatan memacu kompetensi. Namun, muncul banyak keluhan dan kasus. Keluhan seperti munculnya banyak beban bagi guru untuk belajar sedangkan mengajar tertinggal. Muncul pula banyak kasus seperti sertifikat pelatihan menjadi formalitas, maka munculah banyak joki pengumpul sertifikat.
Kesejahteraan guru menjadi fokus utama pada tahun 2025. Penataan pegawai yang terus dilaksanakan pemerintah menjadi proses yang mungkin menjadi rasa lelah dan bertabur air mata bagi pendidik. Seolah dipermainkan oleh sistem.
Semoga kesejahteraan guru mendapatkan titik terang di tahun 2025 ini. 🥲🥲
3. Fasilitas Pendidikan
Munculnya beberapa berita yang membuat saya tersenyum heran. Berbagai lembaga berlomba dalam programnya membuat sekolah. Seperti Kemensos dan Kemenham. Loh kan bagus!
Bagus! Tapi menurut saya kenapa tidak dilaksanakan saja oleh Kemendikbud. Antara kemenag dan Kemendikbud pun memiliki kebijakan yang seolah berbeda. Hal ini berdampak pada berbagai lini seperti kesejahteraan guru yang seolah menciptakan iri.
Ini hanya sebagai catatan kegalauan saja bagi seorang guru. Semoga Pendidikan Indonesia semakin baik.
Posting Komentar untuk "Tantangan Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045"